Artikel

Sejarah Perusahaan Rekaman di Indonesia

03.46 newsanget 0 Comments

Industri musik di Indonesia tidak bisa terlepas dari industri rekaman. Pada saat ini banyak sekali perusahaan rekaman yang menjamur di Indonesia. Namun, tidak banyak yang mengetahui sejarah perusahaan rekaman di Indonesia. Untuk itu mari kita coba untuk mengetahui sejarah singkat perusahaan rekaman di Indonesia. Untuk mengetahui sejarah singkat perusahaan rekaman di Indonesia alangkah baiknya kita menyinggung juga sejarah Indonesia karena keduanya mempunyai keterkaitan. Hubungan pada masa penjajahan belanda ternyata tidak selamanya mendatangkan kerugian dimata orang Indonesia. Datangnya orang belanda ternyata membawa suatu perubahan yang berarti khususnya dalam dunia music. Pada waktu itu orang belanda yang datang ke Indonesia sering memperdengarkan music jazz dan klasik melalui gramophone sehingga orang Indonesia dapat mempelajari itu. Pada saat masa penjajahan belanda para pemilik gramophone di Indonesia harus mendatangkan piringan hitam dari luar negeri untuk menikmati alunan sebuah lagu. Namun, pada masa itu untuk mendatangkan piringan hitam memakan waktu yang cukup lama sehingga masyarakat kurang bisa mengikuti perkembangan musik yang ada. Setelah itu barulah orang Indonesia merekam music mereka sendiri. Di Indonesia nama “Tio Tek Hoang” bisa dikatakan sebagai kunci untuk mengetahui sejarah singkat perusahaan rekaman di Indonesia. Nama ini juga dikatakan sebagai pelopor industri rekaman di Indonesia dan bahkan selama perang dunia ke-2, perusahaan rekaman ini telah mencetak penyanyi-penyanyi tanah air. Selain itu, perusahaan rekaman “Tio Tek Hoang” juga membuatkan piringan hitam untuk setiap artisnya dan diberi watermak-nya sendiri yang bertuliskan “Terbikin oleh Tio Tek Hoang Batavia”. Hal ini terbilang baru pada masa itu dan menjadikan suatu perubahan pada dunia musik dan rekaman di Indonesia. Setelah muncul “Tio Tek Hoang” ternyata pada era tahun 50an banyak bermunculan perusahaan rekaman. Pada masa itu di Jakarta mulai bermunculan perusahaan rekaman lainnya seperti Irama, Dimita, dan Remaco. Perusahaan tersebut telah meneritkan artis-artisnya yang saat ini juga masih kita kenal seperti Bing Slamet, Eddy Sud, Titiek Puspa. Selain itu adapula Lokananta yang berlokasi di solo yang saat ini masih tetap berjaya. Studio rekaman tersebut biasa memproduksi lagu-lagu daerah dan keroncong, namun ada sejumlah artis besar yang pernah bergabung didalamnya seperti Koes Plus dan Panbers. Hasil produksi dari sebuah perusahaan rekaman juga merupakan kunci untuk mengetahui sejarah singkat perusahaan rekaman di Indonesia. Pada saat era 50an, perusahaan rekaman di Indonesia hamper dipastikan mencetak piringan hitam untuk artis mereka. Pada era 60an produksi piringan hitam digantikan dengan kaset. Hal ini dilakukan karena mahalnya produksi dan rendahnya minat dana daya beli masyarakat pada saat itu. Namun pada saat ini piringan hitam adalah salah satu benda yang dicari karena mempunyai nilai koleksi dan seni yang cukup tinggi hingga beberapa perusahaan memproduksi alat pemutarnya kembali. Dalam mengetahui sejarah perusahaan rekaman di Indonesia pasti tidak terlepas dari cara mereka merekam materi lagu yang ingin dipasarkan. Sebelum ada yang mengenal shift and mixing seperti sekarang ini, para engineer melakukan beberapa tahapan. Pada saat itu proses merekam materi lagu tidak direka secara bersamaan tapi ada pula yang melakukan merekam secara live dalam satu studio. Setelah seluruh materi direkam, barulah dilakukan proses mixing dan kemudian hasilnya dibawa kepabrik untuk dijadikan dalam bentuk kaset dan kemudian dipasarkan.